Oleh : Cecep Anang Hardian
Bukan serigala asing yang mengoyak-ngoyak negeri ini,
tapi tikus-tikus rakus yang kita pelihara sendiri di lumbung.
Mereka mengenakan jas mahal,
tersenyum manis di layar kaca,
sementara tangan mereka sigap merampas apa saja yang tersisa
dari harapan-harapan yang telah usang.
Pemimpin yang lahir bukan lagi dari keutamaan,
melainkan dari permainan gelap yang disembunyikan di balik meja-meja perjamuan.
Yang terpilih bukan yang membawa terang,
tapi yang paling lihai mengendus jalur kekuasaan yang kelam.
Hukum?
Sudah lama ia jatuh terjerembab,
tak mampu lagi berdiri tegak.
Kini ia hanya bungkuk,
menyembah mereka yang memiliki uang paling banyak untuk membelinya.
Etika?
Sudah dibungkus rapi, dilupakan jauh di dasar laut,
agar tak mengganggu kemeriahan pesta pora di daratan.
Negeri ini kini dipimpin oleh mereka yang lebih peduli pada satu pertanyaan:
“Siapa kenal siapa?”
Bukan “Siapa yang mampu membawa kita ke masa depan yang lebih cerah?”
Konflik kepentingan bukan lagi sebuah cacat moral,
tapi kelaziman yang dipeluk erat, tak pernah lepas.
Loyalitas pada partai dan ormas
telah jauh mengalahkan cinta pada tanah air,
seperti perahu bocor yang terus dikayuh menuju pusaran maut,
sementara awaknya saling berlomba menghancurkan dayung.
Tak heran, bisikan-bisikan itu semakin keras terdengar,
bahwa pemerintah ini tak lebih dari sekumpulan penjahat,
hanya saja mereka pandai sekali menyamarkan diri.
Mereka yang katanya melayani rakyat,
ternyata malah ahli dalam merampok dengan senyuman manis.
Ironi terbesar dari semua ini adalah:
bahkan orang baik sekalipun,
jika terjebak dalam lumpur terlalu lama,
akan lupa bagaimana cara untuk bersih.
Mereka datang dengan janji-janji mulia,
tapi pulang dengan beban dosa yang kian menggunung,
karena sistem ini, dengan rakus, menelan semuanya,
yang jahat dirayakan, yang baik dihancurkan perlahan-lahan.
Namun, jika masih ada seberkas akal sehat yang tersisa,
mungkin, dari kehancuran inilah nanti akan tumbuh
geram yang jernih,
murka yang suci,
untuk membakar habis ladang busuk ini hingga bersih.
( Red )