
Oleh : Cecep Anang Hardian 22 April 2025 Indonesia Hari ini, kita hidup di tanah yang katanya merdeka, namun realitasnya masih dikepung oleh bentuk-bentuk penjajahan baru. Kolonialisme dan imperialism...
Oleh : Cecep Anang Hardian Setiap 21 April, sebagian besar dari kita tahu harus memakai apa. Kebaya. Jarik. Konde. Bahkan anak-anak laki-laki pun kadang-kadang ikut tampil dengan blangkon dan beskap, ...
Oleh : Cecep Anang Hardian Dalam lanskap puisi Indonesia modern, ISA (1943) karya Chairil Anwar menempati ruang yang sunyi sekaligus menyala. Ia bukan puisi yang banyak dikutip dalam wacana nasionalis...
Oleh : Cecep Anang Hardian Di negeri agraris yang katanya “makmur”, petani bekerja siang malam menanam harapan di atas tanahnya sendiri. Tapi harapan itu selalu layu sebelum panen. Bukan k...
Oleh : Cecep Anang Hardian Hukum, secara ideal, adalah sistem aturan yang dirancang untuk menciptakan keteraturan, keadilan, dan perlindungan bagi seluruh warga negara. Ia ditegakkan oleh lembaga sosi...
Oleh : Cecep Anang Hardian jakarta– Di negeri yang katanya berdemokrasi ini, panggung kekuasaan tak lagi dipenuhi oleh para negarawan, melainkan oleh para pedagang kekuasaan. Kapitalisme telah menje...
Oleh : Cecep Anang Hardian Indonesia hari ini berdiri di persimpangan sejarah yang getir. Di satu sisi, kita membanggakan sistem demokrasi yang telah berjalan sejak reformasi 1998. Di sisi lain, kita ...
Di negeri yang mencatat sejarah dengan pena penguasa, rakyat kecil hanya diberi peran sebagai angka—barisan statistik yang bisa digeser ke kiri atau ke kanan, sesuai kebutuhan. Mereka yang hidup di ...