TANGERANG SELATAN – KONI Kota Tangerang Selatan (Tangsel) tengah menghadapi permasalahan internal yang serius, terutama terkait dengan ketidak-harmonisan antara Ketua KONI dan struktur pengurus di bawahnya. Tidak hanya itu, hubungan yang mulai renggang antara Ketua KONI dan Dispora sebagai induk dari organisasi tersebut juga memperburuk keadaan. Ketegangan ini berpotensi menghambat persiapan Tangsel sebagai tuan rumah dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banten 2026 yang akan diselenggarakan di kota tersebut.
Beberapa sumber yang terlibat dalam struktur organisasi KONI Tangsel mengungkapkan bahwa hubungan antara Ketua KONI dan Dispora mulai mengalami ketegangan yang cukup signifikan. Para pengurus di bawah KONI merasa ada kesenjangan komunikasi yang tidak hanya mengganggu koordinasi internal, tetapi juga mempengaruhi dukungan dan arahan dari Dispora sebagai induk organisasi.
“Ketegangan ini membuat banyak hal tidak berjalan sesuai rencana. Seharusnya ada sinergi yang kuat antara KONI dan Dispora, tetapi situasi sekarang malah menambah masalah,” ungkap salah satu sumber yang terlibat dalam pengelolaan kegiatan olahraga di Tangsel.
Sumber lainnya mengungkapkan bahwa perbedaan pandangan terkait pengelolaan olahraga di Tangsel semakin memperburuk hubungan antara Ketua KONI dan Dispora. Beberapa kebijakan yang diambil oleh KONI Tangsel, menurut mereka, tidak selalu mendapat dukungan atau pengakuan dari Dispora, yang sejatinya berfungsi sebagai pembina utama. Hal ini menciptakan kebingungan di tingkat bawah, yang pada gilirannya menghambat kelancaran program-program olahraga yang sangat dibutuhkan.
“Ketika hubungan dengan Dispora tidak harmonis, ini sangat berpengaruh pada keputusan-keputusan yang seharusnya mendukung persiapan kita. Semua pihak jadi kebingungan dalam menentukan langkah strategis ke depan,” tambah sumber tersebut.
Di sisi lain, beberapa cabang olahraga yang akan berlaga di Porprov Banten juga mengungkapkan ketidakpastian dalam hal dukungan dari KONI Tangsel dan Dispora. Banyak atlet dan pelatih yang merasa kurang mendapat arahan yang jelas terkait jadwal persiapan, fasilitas, serta pemilihan dan pembinaan atlet.
“Seharusnya kami sudah lebih siap dalam hal seleksi dan pelatihan, tetapi masalah komunikasi internal ini justru membuat kami terhambat. Terutama saat harus menghadapi ajang besar seperti Porprov,” ujar seorang pelatih cabang olahraga di Tangsel.
Selain itu, hingga saat ini, KONI Tangsel juga belum membentuk Tim Penjaringan Pencalonan (TPP) untuk memilih calon Ketua KONI yang baru, yang seharusnya sudah dilakukan untuk memastikan pergantian kepemimpinan berjalan dengan lancar. Hal ini menambah kekhawatiran di kalangan pengurus dan penggiat olahraga, karena proses pemilihan yang tidak jelas dapat mengganggu stabilitas organisasi menjelang Porprov Banten 2025.
Sebagai tuan rumah Porprov Banten 2026, Tangsel memiliki kesempatan emas untuk memamerkan prestasi dan mengukir nama di dunia olahraga. Namun, dengan adanya masalah ketidak-harmonisan internal, hubungan yang kurang baik dengan Dispora, serta belum terbentuknya TPP untuk pemilihan ketua yang baru, prestasi tersebut kini terancam terganggu.
Masyarakat dan para penggiat olahraga berharap agar masalah internal ini dapat segera diselesaikan. Ada kebutuhan mendesak untuk membangun kembali komunikasi yang lebih baik antara Ketua KONI, pengurus KONI, dan Dispora agar persiapan menuju Porprov bisa berjalan dengan lebih terstruktur dan efektif.
“Jika masalah ini tidak segera diselesaikan, kami khawatir potensi Tangsel untuk bersinar di Porprov akan terganggu. Semua pihak harus segera duduk bersama untuk menemukan solusi terbaik,” kata seorang warga yang juga aktif dalam dunia olahraga di Tangsel.
Dengan adanya komunikasi yang lebih terbuka dan adanya solusi yang konkret, diharapkan KONI Tangsel dan Dispora bisa bersatu kembali untuk fokus mempersiapkan ajang Porprov Banten 2025 dan memastikan acara tersebut berlangsung sukses, serta membawa dampak positif bagi perkembangan olahraga di Tangsel.
( red )