
Oleh : cecep Anang Hardian Kita hidup dalam negeri yang katanya kaya: kaya budaya, kaya sumber daya, kaya sejarah perjuangan. Tapi kekayaan itu kini tampak seperti ilusi yang perlahan memudar. Karena ...
Oleh: Cecep Anang Hardian Di sudut-sudut negeri yang kaya akan keindahan alam, suara mesin pembangunan terdengar semakin nyaring. Pantai-pantai yang dulu sunyi, sawah-sawah yang menghijau, dan ...
Oleh : Cecep Anang Hardian Di tengah gelombang teknologi yang tak henti menghantam tepian kesadaran kita, suara digambarkan sebagai entitas yang kembali merebut tahtanya. Ia dipuja, diangkat sebagai r...
Oleh: [ Cecep Anang Hardian ] Dalam perjalanan sejarah negeri ini, kita kerap menyaksikan pemimpin datang dan pergi, membawa jargon baru, visi besar, dan janji yang terdengar manis. Namun dalam banyak...
Oleh : cecep Anang Hardian Di sebuah laboratorium, jauh dari pusat-pusat kekuasaan teknologi dunia, para ilmuwan telah menciptakan sesuatu yang tak sepenuhnya dapat disebut mesin. Ia bukan kamera, buk...
Oleh : Cecep Anang Hardian Masa lalu yang tak pernah pergi, Sejarah dunia ditulis bukan hanya dengan darah, senjata, atau strategi perang. Namun juga melalui komoditas rempah-rempah yang memikat para ...
Oleh : Cecep Anang Hardian Sejarah selalu mencatat peristiwa besar: perang, revolusi, kebangkitan bangsa, dan runtuhnya rezim. Tapi sejarah jarang mencatat apa yang terjadi dalam hati manusia saat sem...
Oleh : Cecep Anang Hardian Kita hidup di negeri yang sudah terlalu lama memberi kesempatan pada orang-orang yang tak tahu malu. Ada yang mencuri dari dapur rakyat, lalu menyembunyikannya di balik reke...
Oleh: Cecep Anang Hardian Setiap kali Mei datang, Indonesia dihadapkan pada kenangan pahit yang tak mudah dilupakan. Tragedi kemanusiaan Mei 1998 adalah bagian dari sejarah bangsa yang menyisakan luka...
Oleh : Cecep Anang Hardian Barak militer bukan tempat rehabilitasi untuk pegawai negeri yang malas dan kehilangan arah. Ia bukan panti cuci piring kotor akibat sistem sipil yang enggan membenahi diri....