Home / Peristiwa / Ibu Titiek yang mulia, yang namanya akan terus kami bisikkan dengan penuh cinta,

Ibu Titiek yang mulia, yang namanya akan terus kami bisikkan dengan penuh cinta,

Oleh : bachrulhadi nursyamsu

Izinkan saya menulis surat kecil ini, sebagai bentuk terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam.Hari ini, bumi tempat Ibu dulu menabur karya terasa sedikit lebih sunyi. Tetapi di tengah keheningan itu, justru gema lagu-lagu Ibu makin nyaring terdengar  menembus ruang, waktu, bahkan relung batin kami yang paling tersembunyi.Ibu, sepanjang hidup Ibu adalah syair panjang yang tak pernah padam. Ibu bukan hanya menciptakan lagu, Ibu menciptakan kehidupan dalam lagu-lagu itu.

Setiap bait yang Ibu tulis terasa seperti Ibu tempa dari denyut nadi manusia. Ibu mendengar bisikan-bisikan kecil yang kerap diabaikan dunia, lalu Ibu abadikan mereka menjadi karya.Lewat Kupu-Kupu Malam, Ibu ajarkan kami untuk tidak sekadar melihat, tetapi meraba luka orang lain dengan hati. Ibu ajarkan kami tentang belas kasih, tentang manusia yang berjuang di lorong gelap malam, tanpa pernah meminta belas kasihan — hanya pengertian.

Ibu, kami tahu: Ibu bukan hanya maestro nada, Ibu adalah ibu dari ribuan jiwa yang merasa terwakili dalam lirik-lirik Ibu.

Lewat setiap kata yang Ibu pilih dengan cermat, seolah Ibu berbicara langsung kepada mereka yang terlupakan.

Lewat setiap melodi yang Ibu anyam, seolah Ibu mendekap mereka yang merasa sendirian.

Kini, jasad Ibu memang telah berpulang, tapi suara Ibu tetap bernyawa dalam kenangan kami.

Suara itu akan terus memanggil, menuntun generasi-generasi mendatang untuk mengenal keindahan yang jujur, keindahan yang sederhana namun mengguncangkan.

Kami akan terus menyanyikan lagu-lagu Ibu, Bu. Kami akan terus merayakan warisan Ibu, menjaga agar nyala itu tak pernah padam.

Karena seorang maestro sejati tidak pernah benar-benar pergi. Ibu hidup dalam suara kami, dalam senandung anak-anak negeri ini, dalam setiap panggung kecil hingga panggung megah.

Selamat beristirahat, Ibu.Terima kasih telah menuliskan kisah kami, bahkan sebelum kami sempat merasakannya sendiri.

Terima kasih telah menjadi saksi hidup bagi yang terpinggirkan, dan menyulamnya menjadi mahakarya.

Terima kasih, karena dengan cinta Ibu kepada musik, Ibu telah mencintai kami semua  anak-anak bangsa yang selalu Ibu dekap lewat lagu.

Doa kami menyertai kepergian Ibu, menuju cahaya yang abadi.

Semoga di sana, Ibu mendengar bisikan-bisikan cinta ini, sebagaimana kami dulu mendengar bisikan jiwa Ibu dalam setiap nada.

Dengan penuh cinta dan hormat,Seorang anak bangsa, yang tumbuh dalam bayang-bayang keindahan karya Ibu.

( Red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *